Rabu, 09 Desember 2015

Alicia from West to West



Alicia from “West” to “West
By : Febie Leona Tiffany
“Wake up kak, wake up......!!!”
“ Jangan sampai telat, today  wi”ll be one of  moment bersejarah dihidup lo, gue cuma bangunin lo sekali ya, bye....haha”
          Pagi itu adalah pertama kalinya adik gue bangunin gue tidur disepanjang sejarah hidup gue, dimana yang biasanya gue selalu bangun lebih dulu dari  my brother, yeahh always tapi pagi ini dia telah rapi dan mengenakan seragam putih-dongker yang telah beranjak jauh melangkah meninggalkan kamar gue dan berangkat ke sekolah dengan gagahnya. Iya dong gagah adik gue...hehe. Who knows ini adalah pertanda bahwa gue akan merindukan suasana rumah sebelum gue menginggalkannya, tiba-tiba terlintas pikiran seperti itu dipikiran seseorang yang baru saja bangun tidurnya ,that amazing. Segera gue beranjak dari tempat tidur untuk memulai hari baru yang masih menjadi misteri untuk diungkap.
          “sruuuuuuttt!” .Okay , i know kenapa Fariz ekspresinya seperti itu, pake bangunin gue segala lagi...pasti kerena kejadian semalam..”
Begitulah bunyi air yang mengalir dari keran ketika gue mencuci muka, dan tiba-tiba mengulang kembali ingatan  tentang kejadian pada malam kemarin, perlu kalian ketahui last night gue cemas dan nangis tidak karuan sehingga semua orang rumah turut prihatin (beberapa ada yang malah yang senang dan menggagap tingkah gue lucu seperti ada atraksi hiburan yang jarang terjadi dirumah termasuk salah satunya adik gue) karena tidak ingin hari ini terjadi padahal sebenarnya dinantikan oleh banyak orang (termasuk gue sebelum nilai ujian nasional merubah segalanya dan merenggut harapan gue) . Kenapa tidak? Hari ini adalah pengumuman SNMPTN diumumkan. Hari dimana seluruh anak berseragam Putih-abu abu bertransformasi menjadi makhluk yang super kece, terintelektual, menjadi manusia seutuhnya dan mengangkat derajat yang awalnya hanya seorang “anak bau kencur” dengan mendapatkan status yang sangat bergengsi yaitu menjadi seorang “Mahasiswa”. Serta ajang ini adalah pertaruhan nasib dan ke-eksistensiannya seorang “anak SMA” dari seluruh penjuru nusantara di tingkat nasional. Selain itu menjadi seorang mahasiswa mendapatkan banyak keistimewaan dan hak prerogatif yang tidak didapatkan jika kita hanya berstatus “anak SMA”. Pasti bagi kalian yang sudah bertransformasi menjadi Mahasiswa telah merasakan perbedaan tersebut. That’s true?
Kalau bicara soal menjadi “Mahasiswa” semua orang mengatakan bahwa become Mahasiswa adalah masa-masa yang paling bahagia. Terlepas dari segala beban berupa banyaknya tugas kuliah dan kuliah di pagi hari. Saat kita menjadi mahasiswa kita dianggap telah dewasa dan dapat menentukan pilihan kita sendiri (lebih bebas), mendapatkan lebih banyak macam kartu identitas dan semacamnya, mendapatkankan SIM yang legal (temen gue ada yg telah memiliki SIM ketika dibangku SMP) ,mempunyai banyak teman yg di luar dugaan banyaknya (teman sejurusan, temen OMDA, temen organisasinya temen gue, temen se-kepanitiaan, temen sekosan, temen se-kamar kosan temen gue dulu ) dan yang pastinya tidak perlu lagi mengenakan seragam setiap harinya.. Yeahhh!!
Okay kembali ke cerita awal , setelah selesai bersih-bersih gue kembali merasa tegang dan cemas banget jika memikirkan pilihan gue dan meragukan apakah gue mendapatkan status mahasiswa gue. Kenapa?? So complicated and gue pikir penuh dengan keajaiban. Peristiwa mendebarkan terjadi di detik-detik terakhir, dimana gue bisa-bisanya mengganti pilihan 360 derajat berbeda dari pilihan awal selama ini. Sejak awal gue ingin sekali menjadi manjadi mahasiswa HI (Hubungan Internasional) di universitas tervaorit di tempat gue, namun di derik-detik terakhir gue menghapusnya dan menggantinya dengan pilihan yang lain (ditahun ketiga setelah berkuliah gue baru mendapatkan jawabannya). Secara logika manusia apa yang  gue lakukan sangat tidak rasional, tapi percayakah ada hal yag tidak dapat di jelaskan oleh logika? Hal itu adalah  dream, hope and hikmah. Back to 3 years ago!
Hari itu adalah hari terakhir untuk penentuan pilihan kemana seorang siswa SMA ingin melanjutkan penddidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Gue mematung diantara kerumunan siswa lainnya yang pastinya mereka telah mempunyai pilihannya masing-masing termasuk sahabat gue Shelly.
“Woii lis, ngapain lu? sini gue kumpulin punya lo sekalian” sambil mengambil kertas yang gue pegang.
“ eiiitts...jangan dulu shel,main ngambil aje lo , wait a minute!! “ mengambil kertas yang baru dan mengganti pilihan gue.
“ Alice, apa yang lo lakukan? Lo tau kan ini hari terakhir bahkan detik-detik terakhir keputusan final buat ke pusat? sini kertasnya gue mau liat! “ menarik kertas dari tangan gue.
“Oh My God, ALICE???” berteriak dan shock.
“hehe”
Hobi gue yang suka nonton khususnya science fiction movie secara tidak langsung menunutun alam bawah sadar gue untuk mengingat betapa kerennya menjadi seorang peneliti alias ahli science, betapa kerennya ketika Bruce Banner yang disinari sinar gamma dapat membuat DNA nya bermutasi menjadi hulk, ketika Jonas hidup di dunia yang memiliki Proteksi  kuat sebuah invisible doom yang menahan informasi dan mengendalikan seluruh kehidupan komunitas (termasuk cuaca) ,tidak memperbolehkan adanya perbedaan serta harus menerima suntikan serum anti-emosi sebagai dosis harian setiap paginya. Serta adanya wabah virus ganas yang menyerang otak manusia sehingga membuat Thomas dan kawan-kawan harus menjalani hidup yg berat di dalam sebuah labirin dengan serangkaian uji coba penelitian lainnya.  Dan masih banyak lagi film berbau sains yang gue koleksi. Mimpi gue memperlihatkan bahwa menjadi peneliti itu keren , yang gue pikir itulah sebab perubahan pilihan  gue di detik terakhir.
Daerah asal gue memang terkenal dengan panas yang berada di dataran rendah,  siapa yang tidak kenal dengan Pantai air manis tempat legenda ”Malinkundang stone.” Kerena  gue sudah terbiasa dengan cuaca yang panas sehingga membuat gue tidak suka dengan keadaan becek, hujan dimana-mana dan temperatur yang dingin (but  now, yahh kadang hidup memang memberi kita kejutan). Dulu Alicia kecil berharap  bisa mengelilingi dunia dengan pintu kemana saja  dan baling-baling bambunya doraemon, ketika ketinggalan buku PR bisa langsung diambil di rumah, terus kalau lagi dilarang sama mama makan Ice cream dan permen bisa langsung ambil ke kulkas tanpa ketauan (Untungnya Alicia gede sudah normal otaknya ). Namun Alice dewasa berharap bisa hidup mandiri dengan bisa menjalajahi dunia. Dia sadar dengan ilmu kita bisa membuka cakrawala dunia seperti kata pepatah “ tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”, kenapa gue ngk memulai dengan “Java island” setidaknya sudah berani memulai langkah kecil mewujudkan impian Alice dewasa. Itu adalah pilihan selanjutnya yang gue ubah pada detik-detik terakir.
Setelah apa yang gue lakukan itu, gue baru menyesalinya setelah H-1 pengumuman hasil kelulusan SNMPTN. Apa yang telah gue perbuat? Kenapa bisa gue begitu yakin melakukannya pada didetik-detik terakhir? Apakah perbuatan gue ini benar? Oh god, help me..
Hari pengumuman pun tiba, dan gue ogah-ogahan  untuk login dan melihat hasil apakah gue diterima apa ditolak. Sedih jika ditolak gue udah membuang kesempatan emas ini, masih bisa lega jika ditolak karena masih ada kesempatan buat gue untuk jadi mahasiswa dengan jalur lainnya. “Tidak satu  jalan ke Roma “ seperti kata pepatah  (dalam hati gue khawatir karena selama ini gue ngk belajar sedangkan temen gue yang lain pada bimbel lalalilili). Waktu libur yang diberikan memang sangat panjang sehingga dengan tanpa rasa bersalah  benar-benar gue habiskan untuk beristirahat total dan  melakukan hal-hal yang gue sukai dimana pada masa-masa jahiliah ketika ujian nasional berlangsung tidak bisa gue lakukan. Gue sudah berusaha keras selama ini, selama dibangku sekolah gue selalu mempertahankan peringkat kelas gue di lima besar, mengikuti berbagai perlombaan serta melakukan yang terbaik yang bisa gue lakukan  agar bisa menjadi mahasiswa undangan.
Akhirnya gue duduk di depan komputer dan tepat jam 17.00 WIB pengumuman hasil kelulusan. Ditambah lagi server down bisa saja terjadi jika puluhan ribu siswa membukanya di saat bersamaan, hal itu yang membuat gue makin ngk bersemangat. Namun, entah kenapa jari-jari gue  mengetik dengan lihai pada keyboard dan memencet  tombol enter.Tak butuh waktu lama hasilnya pun terlihat di layar monitor bahwa gue “LULUS” .
“Oh my God.... Alhamdulillah, mahhhhh aku lulus ma!!!” Berlari keluar kamar dan memberitahukan kesemua orang rumah bahwa gue lulus, gue percaya inilah jawaban dari segala kegelisahan gue selama ini, dan inilah takdir gue. Seorang siswi yang mengganti pilihanya di saat terakhir tanpa pikir panjang yang sebenarnya sudah ada isyarat dari yang Maha kuasa kepadanya. Kenapa tidak?? Kalau gue menjadi salah satu mahasiswa Biologi di Institut Pertanian Bogor. Berbeda 360° dari pilihan awal gue. Yang Maha Kuasa memberikan sesuatu yang dibutuhkan , bukan hanya sekedar yang diinginkan oleh hambanya, kerena dia lebih tau daripada diri kita sendiri. Jika gue pada saaat itu tidak memiliki keberanian untuk mengganti pilihan, gue tidak akan bertemu orang-orang hebat di sekitar gue saat ini , dan pengalaman yang dulu hanya mimpi dan kini menjadi kenyataan.
“ hey ALICE, gila selamat ya lo keterima, gue ngk nyangka karena gue menjadi saksi mata saat lo mengganti pilihan lo hari itu? Itu gokil banget, ada ya orang seperti lo di dunia ini?” pukul 19.00 wib  gue mendapat pesan BBM dari Shelly.
Hal yang ingin gue sampaikan adalah bahwa pasti ada hikmah dibalik semua kejadian yang kita alami dan Dia mengetahui segala yang terbaik. Teruslah berusaha keras dan bermimpi, jangan meremehkan mimpi kecil yang kita punyai. Mulailah peka dengan sekeliling terutama dengan dirisendiri dan pahami sinyal yang diberikan oleh alam karena kita hidup bersamanya.

Ini adalah kisah gue Alicia Maharani dalam mencari jati diri dan mendapatkan status “Mahasiswa” gue dengan cara gue sendiri, sehingga mengantarkan gue dari “West” Sumatera to “West” Java. May be someday another “West” di belahan bumi yang lain?? Who knows . So, how about you?
= THE END =

Tidak ada komentar:

Posting Komentar